Menulis merupakan suatu proses
kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar)
daripada konvergen (memusat). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis
memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendatipun secara teknis ada
kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu
sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak
orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan,
penelitian, diskusi, atau membaca.
Menulis dan proses berpikir
berkaitan erat dalam menghasilkan suatu karangan yang baik. Dan karangan yang
baik merupakan manifestasi dari keterlibatan proses berpikir. Dengan demikian,
proses berpikir sangat menentukan lahirnya suatu karangan yang berkualitas.
Syafi’ie (1988:43) mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis
adalah penalaran yang baik. Hal itu berarti bahwa penulis harus mampu
mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Tanpa melibatkan proses berpikir
rasional, kritis, dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Menulis sebagai proses berfikir,
merupakan cara yang baik untuk menuangkan apa yang ada di dalam pikiran kita ke
dalam sebuah penulisan yang baik, dan dapat menarik perhatian orang lain.
Karena dengan menulis kita dapat melatih otak kita dalam menuangkan sebuah
karya tulisan yang mungkin saja bermanfaat bagi orang lain.
Pengertian menulis sebenarnya
sangat beragam tergantung dari sisi mana seseorang mendefinisikannya. Akan
tetapi pengertian menulis seungguhnya tepat jika emuat bebrapa unsur
diantaranya adalah melewati proses berpikir atau menggunakan pikirannya
untukmenulis. Jadi menulis itu dapat juga dimaknakan sebagai penyampaian ide
dan pikiran memlalui media tulisan.
Menulis merupakan suatu cara untuk
mengetahui dan menemukan apa yang diketahui oleh seseorang yang terekam dalam
pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pengertian dan hakikat
menulis dimaksudkan adalah bahwa untuk melakukan kegiatan menulis diperlukan
kegiatan berpikir atau ketika seseorang ingin menulis, ia menggunakan
pikirannnya agar ia dapat menghasilkan tulisan.
Menulis sebagai suatu proses
menuangkan gagasan atau pikiran dalam bentuk tertulis. Menulis sebagai proses
berpikir berarti bahwa sebelum dan atau saat-setelah menuangkan gagasan dan
perasaan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Proses
berpikir menurut Moore dkk memiliki sejumlah esensi: mengingat, menghubungkan,
memprediksikan, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, mereviu,
mengevaluasi, dan menerapkan. Jadi Pengertian dan hakikat menulis
sesungguhnya memuat tentang suatu proses berpikir , gagasan yang
dituangkan dalam kalimat/paragraf dapat dianalisis kelogisannya.
Menulis dan proses berpikir
berkaitan erat dalam menghasilkan suatu karangan yang baik. Dan karangan yang
baik merupakan manifestasi dari keterlibatan proses berpikir. Dengan demikian,
proses berpikir sangat menentukan lahirnya suatu karangan yang berkualitas. Hal
itu berarti bahwa penulis harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir
rasional. Tanpa melibatkan proses berpikir rasional, kritis, dan kreatif akan
sulit menghasilkan karangan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Pappas mengemukakan bahwa menulis
sebagai proses berpikir merupakan aktivitas yang bersifat aktif, konstruktif,
dan penuangan makna. Pada saat menulis siswa dituntut berpikir untuk menuangkan
gagasannya berdasarkan skemata, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki
secara tertulis. Dalam proses tersebut diperlukan kesungguhan mengolah, menata,
mempertimbangkan secara kritis, dan menata ulang gagasan yang dicurahkan. Hal
tersebut diperlukan agar tulisan dapat terpahami pembaca dengan baik.
Kalau begitu, apa sih manfaat menulis?
1. Untuk menghilangkan stress. Dengan
menulis kita bisa mencurahkan perasaan sehingga tekanan batin yang kita rasakan
berkurang sedikit demi sedikit sejalan dengan tulisan. Tulisan yang kita buat
bisa tentang apa yang sedang kita rasakan ataupun menuliskan hal lain yang bisa
mengalihkan kita dari rasa tertekan tersebut (stress). Dengan demikian, kesehatanfisik dan mental kita akan lebih
terjaga.
2. Alat untuk menyimpan memori. Karena
kapasitas ingatan kita terbatas, maka dengan menuliskannya, kita bisa menyimpan
memori lebih lama. Sehingga ketika kita membutuhkannya, kita akan mudah
menemukannya kembali. Misalnya, menuliskan peristiwa-peristiwa berkesan di diari,
menuliskan setiap pendapatan dan pengeluaran keuangan, menulis ilmu pengetahuan
atau pelajaran, menuliskan ide/gagasan, menuliskan rencana-rencana,
target-target dan komitmen-komitmen.
3. Membantu memecahkan masalah. Ketika
kita ingin memecahkan suatu permasalahan, maka kita bisa membuatdaftar dengan
menuliskan hal-hal apa saja yang menyebabkan masalah itu terjadi dan hal-hal
apa saja yang bisa membantu untuk memecahkan masalah tersebut.
Cara seperti itu akan lebih memudahkan kita dalam melihat duduk permasalahan dengan tepat yang pada akhirnya bisa memberi pemecahan yang tepat pula dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat.
Cara seperti itu akan lebih memudahkan kita dalam melihat duduk permasalahan dengan tepat yang pada akhirnya bisa memberi pemecahan yang tepat pula dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat.
4. Melatih berfikir tertib dan teratur.
Ketika kita membuat tulisan khususnya tulisan ilmiah atau untuk dipublikasikan,
maka kita dituntut untuk membuat tulisan yang sistematis sehingga pembaca
bisa mengerti apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan.
5. Sumber penghasilan. Orang pasti selalu
membutuhkan bacaan baik itu bacaan fiksi (cerpen, novel, puisi, dll.) maupun nonfiksi (berita,
ilmu pengetahuan, dll.). Baik bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan atau
hanya sekedar hiburan saja. Bagi orang yang pandai menulis, tentu saja menulis
akan menjadi sumber penghasilannya
Emmppp…..banyak media yang
dapat di tuangkan untuk memenuhi kebutuhan diri, seperti menulis. Kalau saya
ambil contoh salah satu manfaat menulis diari. Nampaknya sangat mudah, tetapi
banyak manfaatnya, berikut penjabarannya :
1. Menghilangkan stres
Hal ini
bisa dimengerti karena dengan menulis kita bisa mencurahkan perasaan kita tanpa
takut diketahui orang lain. Tidak semua orang bisa dengan mudah menceritakan
masalahnya pada orang lain. Hal ini
tentu saja dipengaruhi oleh watak masing-masing
orang. Pembagian kepribadian secara tradisional kita kenal ada dua, yaitu introvert dan ekstrovert.Introvert adalah orang yang memiliki
tipe kepribadian tertutup, sedangkan ekstrovert adalah orang yang mempunyai kepribadian terbuka. Orang introvert tentu mengalami kesulitan dalam berbicara pada orang
lain. Ini tentu sajamendatangkan kesulitan bagi
orang introvert saat
harus menyelesaikan masalahnya.
Dan, menulis diari adalah solusi tepat bagi orang berkepribadian introvert dalam membantu menghilangkan stres sertamengurangi beban pikirannya. Orang dengan
kepribadian ekstrovert tentu
akan lebih mudah dalam berbagi dengan orang lain. Namun, bukan berarti orang ekstrovert tidak memerlukan diari sebagai bagian dari terapi.
Justru orang dengan kepribadian ekstrovert akan lebih mudah terbuka dan merefleksikan segala yang
terjadi dalam dirinya, lebih jujur, dan
mudah menemukan berbagai sisi, yang
membuatnya dapat menemukan solusi dalam pemecahan masalahnya.
2 .Sebagai media
merencanakan target yang ingin dicapai
Diari
dapat kita gunakan untuk merencanakan hal-hal apa saja yang ingin kita capai di masa yang akan datang. Perencanaan ini dimaksudkan
agar kita dapat meraih target yang diharapkan secara konkret. Dengan menuliskan
berbagai hal yang ingin dicapai, itu akan membantu kita dalam memompa semangat dan meraih
target tersebut. Kita akan senantiasa teringat setiap kali membuka buku diari, dan merasa berkewajiban untuk segera meraih target.
Melalui perencanaan dapat kita analisis kelemahan dan kekurangan kita, serta berbagai hal lainnya yang diperlukan dalam meraih
target tersebut.
3. Untuk menuliskan
komitmen
Komitmen
merupakan hal pokok yang diperlukan oleh setiap orang dalam meraih segala
tujuan. Peneguhan janji dalam bentuk komitmen ini diperlukan agar kita
senantiasa mempunyai tekad yang kuat dalam meraih tujuan kita. Apa jadinya
sebuah tujuan tanpa komitmen yang kuat? Berbagai rencana jitu dan ide brilian
pun akan menjadi percuma, hanya karena kita tidak
mempunyai komitmen. Di saat berbagai rintangan dan hambatan yang menyertai
kita, maka hal yang perlu kita ingat
agar tidak putus asa ditengan jalan, adalah
komitmen awal kita dalam meraih tujuan. Dengan menuliskannya, kita akan selalu teringat akan janji awal kita, sekaligus sebagai tameng dalam setiap kendala yang
ada.
4. Sebagai pengontrol
target
Menuliskan
setiap perkembangan atas semua pencapaian target merupakan langkah selanjutnya
setelah kita merencanakan dan berkomitmen dalam meraih setiap target kita.
Menulis akan membantu kita dalam melihat hasil dari proses pencapaian usaha, yang kita lihat dengan target yang ingin kita capai.
Dengan begitu, kita akan mudah
mengetahui arah perkembangan kemajuan yang kita capai. Mengontrol setiap
perkembangan yang dicapai akan membuat kita tidak menyimpang dari tujuan
semula. Sering kali, dalam
pencapaian suatu tujuan, di tengah jalan kita menemukan banyak pengembangan
gagasan maupun ide. Hal ini tidaklah salah. Namun, terlalu banyak
pengembangan justru semakin mengaburkan tujuan semula, dan arahnya pun menjadi tidak fokus. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alat kontrol yang tepat dalam
mencapai target yang diharapkan, yaitu diari.
5. Alat memformulasikan ide
baru
Setelah
menuliskan setiap perkembanngan yang terjadi dalam diari, tentu kita dapat melihat berbagai hal yang akan
membuat kita menjadi lebih jeli dalam melihat segala hal yang terjadi. Ide
dan rencana awal yang kita buat belum tentu sesuai dengan kondisi yang ada.
Kondisi ini tentu saja membuat kita perlu menambah berbagai rencana baru yang sesuai dengan
kondisi yang ada. Berarti, kita
perlu menuliskan atau memformulasikan ide-ide atau gagasan yang baru.Hal ini
dimaksudkan agar kita lebih mudah dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan
mengatasi kekurangan yang ada, sehingga akan lebih mudah pula dalam
mencapai target kita.
6. Sebagai gudang
inspirasi
Diari adalah tempat untuk menuliskan berbagai ide yang muncul supaya memudahkan kita dalam menemukan solusi baru yang lebih efektif dalam
menyelesaikan sebuah masalah. Diari
adalah sumber inspirasi bagi pemunculan ide-ide baru. Ide baru yang muncul tentang cara mencapai target, komitmen, maupun mimpi baru yang ingin kita capai, tidak bolehdianggap remeh. Oleh karena itu, jangan pernah menyepelekan sebuah ide, meskipun pada awalnya kita menganggap ide itu tidak
relevan dengan kenyataan. Tapi, bisa jadi ide awal tersebuat menjadi pemantik atau inspirasi bagi kita untuk menemukan sebuah solusi yang kreatif.
7. Alat penyimpan memori
Kemampuan
manusia untuk mengingat peristiwa, pengetahuan, maupun hal unik lainnya tentu
terbatas. Orang tentu tidak dapat mengingat semua kejadian yang
berlangsung dalam hidupnya sekaligus. Bahkan, manusia jenius sekalipun tentu mengalami kelupaan
untuk beberapa peristiwa dalam hidupnya. Keakuratan data dan peristiwa secara
detail tidak dapat diingat oleh manusia secara persis. Maknya, diperlukan
pencatatan supaya memudahkan kita dalam melakukan prosesrehearsal (mengingat kembali memori yang kita simpan), dan mengambil hikmah atas setiap kejadian, karena tentu adahikmah
yang dapat kita petik dan dijadikan pelajaran berharga.
8. Alat memudahkan
penyelesaian masalah
Setiap
permasalahan yang berhasil kita selesaikan akan melatih kita dalam
menyelesaikan masalah berikutnya. Cara penyelesaian masalah itu bisa saja menjadi acuan kita dalam menyelesaikan masalah serupa atau yang
hampir sama.Memang, solusi atas
sebuah permasalahan tidak dapat kita jadikan solusi atas masalah yang lainnya.
Namun, setidaknya kita bisa mempelajari teknik pengambilan keputusan yang telah
kita buat, dan supaya hal itu mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah lainnya.
9. Sebagai media
refleksi dan kebijkasanaan
Menuliskan
segala perasaan, masalah, dan konflik yang terjadi
dalam hidup akan membuat orang semakin bijaksana. Karena, dengan menulis diari kita akan belajar berkompromi
dengan setiap masalah yang ada. Belajar
memahami masalah dan tidak sekadar mengutamakan ego semata. Semakin banyak kita
melibatkan proses menulis dalam menghadapi permasalahan, kita akan semakin peka, tidak terburu-buru,
bijakasana, dan mampu menggunakan
kepala yang dingin ketika memutuskan
sesuatu. Karena, terkadang kita
tidak dapat melihat masalah dengan jelas jika kita tidak memetakannya dalam
tulisan. Dengan menulis, segala sisi
persoalan akan terlihat lebih jelas, dan itu memudahkan
kita dalam mencari solusinya.
Membiasakan
menulis diari akan membuat kita lebih jeli dan terlatih dalam merumuskan dan
menyelesaikan sebuah permasalahan. Sehingga, kita tidak akan terjebak pada satu masalah yang ada, tidak merasa
tertekan, dan tidakmenimbulkan distress (stres yang berakibat negatif bagi diri kita). Kita harus jeli dalam menghadapai masalah supaya bisa
mengelola stres tersebut menjadi ustress (stres yang positif).
Jika kita
berhasil mengelola stres negatif menjadi stres positif, kita bisa mengelola sisi kognitif (memori) dan sisi
afektif (perasaan) sehingga sisi psikis kita tidak mengalami masalah yang
berarti.
Berbagai
manfaat menulis diari di atas sama faedahnya dengan
terapi. Karena, terapi mempunyai fungsi sebagai media penyegaran dan
penormalan kembali segala aktivitas tubuh. Oleh karena itu, terapi diri melalui menulis ini akan membuat kita semakin mudah mencerna segala permasalahan dengan
lebih mudah dan efektif. Dengan begitu, maka akan mengurangi tingkat stres yang
tentu saja mengganggu kinerja tubuh kita.
Ketika
kita berhasil memecahkan sendiri masalah kita lewat menulis, sesungguhnya kita tidak membutuhkan psikiater maupun
psikolog. Psikiater akan membantu kita menyelesaikan permasalahan dari segi
medis, sedangkan psikolog akan
mendengarkan dan membantu kita dalam mencari solusi yang tepat bagi diri kita
sendiri. Yah, jadi kita sendirilah yang harus mencari solusi terbaik atas
setiap permasalahan kita, karena
kita juga yang lebih tahu akan
kondisi sendiri. Orang lain hanya bertugas sebagai pendengar yang baik dan
membantu kita agar dapat menemukan solusi sendiri, bukan mencarikan solusi bagi diri kita.