“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan  orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki  dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN  MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KURNIA-NYA. Dan Allah Maha luas  (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu  kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan  mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nuur 24:32-33)
Ingat Sahabat,  Nikah dan menikahkan bukan urusan personal belaka tetapi merupakan  kewajiban sosial, ketika kita melihat anak kita, saudara kita,  orang-orang disekitar kita sudah waktunya menikah tetapi masih ragu  bahkan takut menikah atau kesulitan mencari jodohnya, maka kewajiban  kita membantu memudahkannya sesuai kemampuan kita.
Namanya Aini.  begitu saya biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah  saya miliki, yang pernah saya temui dan alhamdulillah Allah pertemukan  saya dengannya.
Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak  usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa saya  ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan  pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan dakwah . Seorang  Penggerak dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak  pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki prasangka baik yang  teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah saya  terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang  pernikahan.
Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya  melenggang dengan mudahnya menuju jenjang pernikahan, maka Aini ,Allah  taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali saya berikhtiar  membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika sudah memulai  setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu,  tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh  kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu " lemahnya "  hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah  fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama  seorang pemuda mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan  atau memprotes " kenapa pemuda sekarang seperti ini ?
Tidak ada  gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya.  Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis  dalam dirinya.
Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan  kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya  seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia  tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna  "Alhamdulillah..jazakillah saya sudah membantu...mohon doa agar diridhai  Allah "
Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta  khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi  sebelumnya. Padahal pemuda shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 8  tahun lebih muda dari usianya.
Berkomitmen pada sunnah  Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun  direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang  pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.
Namun , Allah lah  Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..
2 minggu menjelang hari  pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah  kajian , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak  kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang  ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun  menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang  begitu parah.
Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami  yang berada disana. Semua keluarga Aini juga sang pemuda pun sudah  berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima  apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang  terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini  tersadar dan menggerakkan jemarinya. Ya Rabb...sebait harapan pun  kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau  harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah.  Hingga kemudian sang pemuda pun mengajukan sebuah permintaan kepada  keluarga Aini.
" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan  setengah Agamanya ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia  datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah  Rasulullah..."
Permintaan yang membuat kami semua tertegun.  Yakinkah dia dengan keputusannya ?
Dalam kedaaan demikian ,  akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang  pemuda.
Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga  Aini. Dan baru kali itulah saya melihat aliran airmata mengalir dari  sepasang mata jernihnya.
Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang  penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta  perawat...pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak  seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka  pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan.  Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.
Tepat setelah  ijab kabul terucap...sang pemuda pun mencium kening Aini serta  membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna  menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini.  Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan  saya....."
Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul  itu. Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan  airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum  indah.
Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari... sebuah  karunia indah dan janji yang telah Allah berikan padanya...
Dan  sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes  airmata yang tidak kuasa ditahannya...
" ..SAYA TELAH MENIKAHI  SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA LAGI YANG HARUS SAYA DUSTAKAN..."
Begitulah  sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...
Ya Rabb..Engkau  sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami  senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang  Engkau berikan...
Selamat jalan adikku sayang ...engkau memang  bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang pemuda pun didunia ini  yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para pemuda shalih yang  berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad  dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."
Selamat  jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di  surgaNya....Semoga Allah kumpulkan kita kelak didalam surgaNya...amiin)
Wasiat  Rasulullah Saw. kepada calon istri dan keluarganya:
“Apabila datang  kepada kalian seorang peminang yang kalian senangi agamanya dan  akhlaknya maka cepat-cepatlah dikawinkan. Kalau kalian tidak  melakukannya maka akan timbul fitnah di muka bumi dan kerusakan yang  besar.”
"Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena  hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah  wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu beruntung." [HR. Bukhari dan  Muslim].
"Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya  engkau merugi." [HR. Bukhari dan Muslim].
“Sebaik-baik wanita  adalah apabila engkau melihatnya, dia menggembirakan. Apabila engkau  perintah dia mentaatimu, dan ia senantiasa memelihara dirinya dan  hartamu di belakangmu.” [HR. at-Tabroni dari Abdullah bin Salam].
“Hendaknya  tiap-tiap orang berusaha memiliki hati yang bersyukur dan lidah yang  berdzikir dan memiliki istri yang membantu dan mendorong dalam masalah  akhirat.” [Ar-Rokhawi dari hadits Abu Hurayrah].
"Dunia semuanya  adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita  sholehah." [HR. Muslim].
TERNYATA SALAH SATU KUNCI SUKSES ADALAH  PUNYA ISTRI SHALIHAH.
sumber : dzikir group facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar