Menjadi buta sementara adalah mimpi buruk untuk ku. Sudah hampir 3 bulan belakangan ini aku mengalami kesulitan untuk melihat, hal-hal yang menjadi rutinitas ku pun ku relakan untuk tak ku lakukan seperti biasanya. Awalnya aku merasa ini hanya di karenakan aku kurang beristirahat, maklum aku adalah seorang petani paruh baya yang sebenarnya adalah seorang pegawai sipil, tapi karena aku sudah saat nya pensiun dan beristirahat, akhirnya ku putuskan untuk menjalankan tanah kosong di pekarangan rumah ku. Aku tinggal bersama istri tercinta ku, yang ku temukan saat zaman penjajahan tempo dulu.
Hari demi hari ku lalui dengan rasa was-was karena penglihatan ku yang semakin memburuk. Akhirnya aku menceritakan semua keluhan ku pada anak bungsu ku dan aku disarnkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter mata. Dan ternyta benar, aku mengidap penyakit katarak dan kemungkinan terbaik aku akan di operasi, namun kemungkinan terburuknya aku tak dapat melihat untuk sementara sampai mata ku sembuh. Akan tetapi semua ada positif dan negatifnya, positifnya aku dapat kembali melihat, negatifnya aku mengidap penyakit kencing manis, sudah pasti resikonya pun amatlah besar karena penyakit ini membuat ku akan sedikit sulit untuk menunggu masa penyembuhan luka operasi ku.
Hari yang ku tunggu dan ku takutkan datang juga, saatnya untuk mengoperasi kedua mata ku. Rasanya denyut jantung ku tak ada hentinya berdetak dengan kencang. Dukungan dari para cucu-cucu ku yang paling menjadi hal yang membuat ku bertahan untuk tetap tenang. Setelah beberapa jam berlalu ke khawatiran ku pun berakhir, operasi mata ku berjalan lancar, akan tetapi mata ku untuk sementara dibalut oleh perban dan aku hanya menunggu 1 bulan untuk penyembuhan total pada kedua mata ku. Awalnya aku merasa semua akan segera berakhir karena waktu terus berjalan dan aku merasa semakin membaik. Akan tetapi teori ku salah, terjadi pendarahan pada mata kiri ku dan dengan terpaksa aku harus menunda kesembuhan mata ku.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Kini sudah 1 bulan lewat 5 hari mata ku masih diperban, jujur saja aku merasa merindukan segala hal yang telah menjadi rutinitas ku, seperti membacakan buku dongeng untuk cucu bungsu ku, melihat sijambul bebek nan rakus peliharaan ku, melihat tanaman padi yang mulai menguning, melihat pemandangan gunung putri dan bendungan mata air di pekarangan rumah ku, begitu indah semua hal yang selau ku lihat walau sepertinya hal itu adalah hal yang paling biasa saja dalam rutinitas ku setiap hari, tapi hal itu lah yang menurut ku hal terindah yang paling ku rindukan.
Hari yang ku tunggu dating juga, akhirnya selelah 2 bulan lamanya perbanku dapat di lepas dan aku dapat mencoba untuk ke dua kalinya melihat ciptaan Tuhan yang Maha Esa untuk kedua kalinya pula, saat itu semua keluarga ku menunggu dan saat perban dibuka cahaya putih menyilaukan bentuk wajah samar-samar mulai terlihat dan subbhanallah, Maha Besar Allah bentuk wajah yang pertama kali ku lihat adalah istri tercinta ku, ku lihat ia menangis bahagia saking tak sanggupnya melihat aku dapat tersenyum dan memandang indah kedua buah matanya yang terlihat mulai memudar, akan tetapi aku amat menyukai kedua matanya yang indah itu dan selanjutnya aku melihat cucu-cucu ku yang terlihat bahagia menyambut tatapan mata baru ku.
Setelah kejadian itu aku merasa mata adalah hal terindah, rezeki ke indahan yang tak terbayarkan oleh apapun sekalipun gunung emas, harta benda, takan mampu membeli atau membayar ke indahan yang telah di ciptakan oleh –Nya. “Allah telah menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan”: al-hadist. Dan aku yakin hingga aku menutup mata nanti hal terindah yang selalu ku syukuri adalh nikmat mempunyai kedua mata yang dapat melihat semua yang indah dan baik.
Didedikasikan untuk Alm. Kakek Ku M.Rusman yang telah tiada, dialah yang selalu menjadi inspirasi kami, cucu-cucunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar